Selasa, 18 September 2012
Band INDONESIA asal Rusia
Di tengah rancaknya gebukan drum, suara tenor Danilov "Daniel" Dany melengking membawakan lagu cadas Against My Father. Di ujung musim dingin itu, kelompok musik heavy metal berlabel "Indonesia" tersebut sibuk berlatih di lantai lima sebuah gedung tua di pusat kota Saint Petersburg, Rusia. ''Kami sedang persiapan untuk konser tunggal di Saint Petersburg Music, 29 Maret 2012 mendatang,'' ujar Aleksander "Santa" Pekhtelev, lead guitar Indonesia.
Indonesia adalah kelompok musik cadas yang beranggotakan empat pemuda Rusia. Sejak terbentuk pada 2007, grup band ini sudah malang melintang mengikuti berbagai konser musik rock di berbagai tempat di Rusia. Pada 8 Juni 2011 lalu misalnya, Indonesia tampil sebagai band pembuka ketika All That Remains, grup band asal Amerika Serikat, melakukan tur di kota yang ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO itu.
Kenapa memakai nama Indonesia? Santa mengaku awalnya mereka bingung memilih nama yang cocok untuk band mereka, lima tahun silam. Sampai suatu saat salah seorang anggota band sadar jika gitar yang mereka gunakan ternyata buatan Indonesia. ''Ini dia nama yang cocok untuk grup band kita, Indonesia!'' kenang Santa. Di luar gitar itu, bagi mereka Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan budaya, merupakan refleksi dari musik yang memiliki jutaan warna dan rasa. Akhirnya, secara aklamasi dideklarasikanlah "Indonesia" sebagai nama band mereka. ''Nama Indonesia eksotik, negaranya juga eksotik, seperti halnya musik,'' ujar Demian, sapaan Dimalevin, sang pemain bas.
Sekalipun belum pernah pelesir ke Indonesia, menurut Santa, mereka mendapat pengetahuan tentang Indonesia dari orangtua mereka yang pernah berkunjung ke Nusantara, 20 tahun silam. Ketika Duta Besar RI untuk Rusia, Djauhari Oratmangun, melakukan "inspeksi" ke tempat latihan mereka, mulanya Demian khawatir Dubes Djauhari akan menuntut hak cipta atas penggunaan nama Indonesia.
Namun, reaksi mantan Direktur Jenderal Kerja Sama Kementerian Luar Negeri ASEAN itu di luar dugaan mereka. ''Selama kalian mempergunakan nama Indonesia untuk hal-hal yang baik dan mempromosikan Indonesia di Rusia, tidak ada masalah,'' ujar Djauhari sebagaimana dilaporkan M. Aji Santoso untuk Gatra.
Penggunaan nama "Indonesia", kata Djauhari, justru merupakan salah satu bentuk promosi Indonesia di Rusia. Apalagi, selain bermain musik, seluruh anggota band tersebut adalah sarjana dengan pekerjaan cukup baik. Selain Santa yang insinyur sipil, Demian dan Daniel adalah guru di sekolah musik. Djauhari berharap, mereka bisa menyebarluaskan informasi mengenai Indonesia tidak hanya di kalangan pencinta musik rock, melainkan rekan kerja dan murid mereka. ''Ini adalah bagian dari diplomasi industri kreatif,'' tutur diplomat yang belum sebulan menempati pos barunya itu.
Sekalipun memainkan musik cadas, seluruh personel band metal itu ternyata jauh dari urusan nikotin, minuman keras, atau narkoba. Buktinya, mereka memilih makan salad dan jus jeruk ketika ditraktir Djauhari di sebuah restoran di tengah kota, yang didirikan Peter yang Agung pada 1703 itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar